Keuntungan utama OLED dibandingkan dengan LCD adalah, OLED tidak memerlukan tambahan sinar backlight agar tampilan dapat terlihat oleh mata manuasia.
Prinsip dari piranti electroluminescent secara garis besar adalah piranti yang dapat mengeluarkan / memancarkan cahaya dengan warna (panjang gelombang) tertentu jika diberikan kepadanya medan listrik. Bagian penting dari piranti OLED adalah lapisan tipis (thin film) yang tersusun dari molekul-molekul organik / polimer yang berfungsi sebagai emitter (pemancar) cahaya dan lapisan elektrode yang disusun secara sandwich seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Thin film bahan organik tersebut dapat dimendapkan dengan teknik yang relatif sederhana seperti spin-coating, sementara itu untuk memendapkan lapisan elektrode digunakan teknik evaporation / sputtering. Lapisan elektrode dibuat dari bahan logam yang transparan (atau semi-transparan) seperti Indium Tin Oxide (ITO) atau aluminium (Al). Dengan sifat transparan ini memungkinkan cahaya yang dihasilkannya memancar keluar dari struktur piranti secara optimal.
Untuk piranti OLED yang dapat menghasilkan dua jenis pancaran warna cahaya, sebagai contohnya adalah piranti yang di-desain dengan menggunakan lapisan elektrode semi-transparan Mg-Al-ITO yang berfungsi sebagai lapisan untuk meng-injeksi elektron bagi pancaran warna Biru, demikian juga sebagai lapisan untuk meng-injeksi hole bagi pancaran warna Merah. Warna yang dihasilkan dari piranti tersebut dapat dirubah secara kontinyu dari warna Biru ke Merah. Sedangkan intensitas cahaya yang dihasilkan oleh tiap-tiap warna tidak bergantung kepada arus listrik yang diberikannya [4]. Sedangkan piranti OLED yang dapat menghasilan dua jenis pancaran warna bisa diperoleh dengan menggunakan satu lapisan bahan emitter yang mana warna Merah dan warna Hijau diperoleh dengan mengatur polaritas medan listrik yang diberikannya. Sedangkan intensitas cahaya yang dipancarkan dapat diubah dengan mengatur besarnya medan listrik tersebut [5]. Desain piranti ini menggunakan lapisan bahan emitter pyridine-phenylene atau thiopene-phenylene yang diapit oleh lapisan bahan emeraldine base dan bahan sulfonate dari polyaniline.
Dalam perkembangannya, sekarang ini telah dimungkinkan untuk membuat piranti OLED yang dapat menghasilkan tiga pancaran cahaya dengan warna Hijau, Biru dan Merah dalam satu piranti yang di-desainnya [6]. Struktur dari piranti ini lebih komplek dibandingkan dengan piranti OLED satu atau dua warna seperti yang di-skemakan pada Gambar 3. Proses pancaran warna yang dihasilkan tersebut pada prinsipnya sama seperti dalam struktur piranti OLED dengan satu bahan emitter. Namun dengan kombinasi berbagai bahan akan memungkinkan terjadinya proses rekombinasi yang komplek di dalam variasi bahan yang dipergunakan tersebut. Dengan struktur tersebut dimungkinkan untuk mendapatkan pancaran cahaya dari masing - masing warna dan juga dapat diperoleh cahaya sebagai hasil dari kombinasi ketiga warna yang ada. Ketebalan lapisan emitter cahaya Merah, Hijau dan Biru masing-masing adalah 65 nm. Sedangkan untuk lapisan yang lainnya ketebalan berkisar antara 10 nm - 65 nm. Dari desain piranti OLED tersebut diperoleh efisiensi kuantum untuk masing-masing warna sebesar: 1.6% (warna biru), 0.55% (warna hijau), dan 0.3% (warna merah).
Gambar 3. Skema daripada struktur piranti OLED Multi-Warna.
Emitter Biru : a -NPD ( 4,4'-bis[N-(1-napthyl)-N-phenyl-amino] biphenyl )
Emitter Hijau : Alq3 ( tris (8-hydroxyquinoline aluminum) )
Emitter Merah : TPP:Alq3 ( 5,10,15,20-tetraphenyl-21H,23H-porphine didop ke bahan Alq3)
PTCDA : 3,4,9,10-perylenetetracarboxylic dianhydride
Mg:Ag : Magnesium (Mg) yang didop ke bahan perak (Ag)
Prospek Pengembangan
Piranti OLED multi-warna yang ada sekarang ini masih ada sedikit kekurangannya yaitu intensitas cahaya dengan warna tertentu yang dihasilkannya belum cukup kuat / terang, ini menjadi bahan pikiran para peneliti untuk dicari solusinya. Namun dengan adanya penelitian yang berkesinambungan dan dilakukan secara komprehensif seperti yang dilakukan di berbagai pusat riset di negara - negara maju maka dimungkinkan akan dapat diperoleh solusi dengan cepat. Faktor lain yang merupakan keuntungan dari desain piranti OLED adalah beaya operasional yang relatif rendah juga proses fabrikasi yang relatif sederhana jika akan dibuat untuk komoditi. Dengan demikian dapat diharapkan mengembangkan teknologi piranti LED yang tidak hanya dibuat dengan bahan-bahan semikonduktor seperti GaN, GaAs, dan sebagainya dengan teknik pembuatan seperti MOCVD atau CVD yang bisa dikatakan memerlukan beaya operasional yang tidak kecil. Dalam konteks pengembangannya di Indonesia, teknologi seperti OLED adalah cukup tepat mengingat realita pengembangan teknologi yang ada di Indonesia yaitu pengembangan teknologi yang disesuaikan dengan kemampuan budget yang terbatas dengan upaya memperoleh hasil yang optimal. Sehingga bentuk pengembangan teknologi alternatif seperti tersebut pada dasarnya dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk upaya untuk selalu mengejar ketertinggalan perkembagan teknologi yang ada agar tidak semakin jauh sehingga ketergantungan penggunaan suatu produk teknologi dari negara industri maju (yang memang diciptakan) dapat dikurangi.KELEBIHAN OLED
Kehadiran teknologi OLED dengan proses pembuatannya yang unik menggeser posisi teknologi LCD.
- Tampilan OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari gabungan warna dalam kaca transparan sangat tipis sehingga ringan dan fleksibel.
- Kemampuan OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya yang menghasilkan cahaya putih terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
- Konsumsi daya listrik yang rendah dan terbuat dari bahan organik menjadikan OLED sebagai teknologi ramah lingkungan.
- Biaya operasional yang relatif rendah dan proses perakitan yang relatif sederhana dibandingkan LCD. OLED dapat dicetak ke atas substrat yang sesuai dengan menggunakan teknologi pencetak tinta semprot (inkjet printer).
- Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan tampilan sudut pandang yang sangat luas. Piksel OLED memancarkan cahaya secara langsung sedangkan LCD menggunakan teknologi cahaya belakang (backlight) sehingga tidak memancarkan warna yang sebenarnya.
- OLED memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Layar LCD memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon, sedangkan OLED hanya kurang dari 0.01 ms.
- OLED dapat dioperasikan dalam batasan suhu yang lebih lebar.
Teknologi OLED di Indonesia pada umumnya masih terbatasi oleh beberapa faktor sehingga harus dikembangkan lebih lanjut.
- Masalah teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik yang terbatas, sekitar 14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa mencapai 60.000 jam. Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi 198.000 jam.
- Kelembaban dapat memperpendek umur OLED. Bahan kandungan organik di dalam OLED dapat rusak jika terkena air.
- Pengembangan proses segel (improved sealing process) dalam praktek pembuatan OLED dapat membatasi masa bertahan tampilan.
- Dalam piranti OLED multi-warna yang ada sekarang, intensitas cahaya yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup terang.
- Harga produk yang cenderung mahal sehingga masih belum terjangkau oleh kalangan umum.